Cuma Bunga


Cuma bunga. Biasanya sebagai orangtua, kita sering begitu kan? Menyepelekan penemuan anak-anak. Jadi anak-anak yang antusias ketika menemukan sesuatu, lalu rasa antusiasnya lama kelamaan memudar.

Cuma bunga, cuma daun, cuma serangga, cuma pasir, cuma-cuma yang lain. Akhirnya, cuma yang keluar dari mulut berulang kali, membuat anak berpikir yang sama. Ah, cuma ini saja. Lebih baik dibuang.

Nah, yang hanya dianggap sekadar cuma oleh orangtua, bisa dijadikan kreasi tertentu. Kumpulan bunga bisa menjadi wajah seseorang, atau kreasi lainnya. Sehingga anak melihat, oh yang aku temukan berharga. Nanti mereka akan berjuang untuk mencari tahu lebih banyak lagi.

Cuma bunga, cuma daun, dan cuma-cuma lainnya, adalah pelecut imajinasi mereka. 

Comments