Belajar dan Meneropong di Planetarium Jakarta




Ini cerita Lunna, ketika diajak meneropong di Planetarium pada hari Sabtu 6 Oktober 2018.








Hari ini hari Sabtu, saatnya untuk pergike Planetarium, Jakarta. Kami akan berangkat pukul 14.30.
Jam 11.00 aku masih makan bakso dekat rumahku. Aku juga masih main di luar. Aku akhirnya pulang dan siap-siap untuk  berangkat ke Planetarium.
Aku ke rumah Mama Bilqis, karena Mama Bilqis yang mengajak aku ke Planetarium.

Untuk ke Planetarium di Cikini, Jakarta, aku harus naik angkot ke stasiun.  Karena dari rumahku ke taman jauh, Mama Bilqis minta tolong ayahnya Kak Bilqis  untuk mengantar  kami ke taman.
Yang pertama diantar adalah aku dan Kak Bilqis setelah itu Mama Bilqis. 
Setelah semuanya berkumpul, kami naik angkot menuju stasiun.

Pada hari itu jalanan macet. Angkot putar balik melewati rumah-rumah dang gang-gang. Ternyata angkot kami memilih untuk melewati pasar Wisma Asri. Lalu angkot kami melaju dengan kencang.
Sampai di stasiun Bekasi, aku harus membeli tiket commuter dulu, karena aku tidak punya tiket berlangganan.
Setelah itu karena sudah ashar,  kami shalat ashar dulu di musholla stasiun.
Kami naik kereta sampai stasiun Cikini. Jalan kaki sampai tempat bajaj.  Kami naik bajaj sampai Planetarium.





Tidak lama kemudian kami sampai di Taman Ismail Marzuki. Di sana banyak sekali orang bule. Sebelum meneropong kami harus ke ruang pertemuan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). Karena aku sudah didaftarkan online, tapi karena aku tidak punya kartu  pelajar, aku harus  menulis nama dan diberi kalung peserta.
Di pertemuan itu sangat tidak kumengerti karena dijelaskan tentang tatasurya.
Maghrib kami keluar untuk  shalat. Kami tidak mendapat tempat di dalam karena penuh. Di masjid bertemu Tante Ana teman penulis Mama Bilqis.






Setelah shalat kami boleh meneropong.
Pertama meneropong planet venus yang seperti bulan sabit.
Lalu Jupiter seperti bulan purnama.
Setelah  itu Mars yang berwarna merah.
Dan Saturnus yang ada cincinnya.







Berhubung Kak Bilqis sudah lapar dan Mama Bilqis takut kemalaman, kami pulang. Naik bajaj lagi dan naik kereta lagi. Di perjalanan menuju Bekasi, aku lihat banyak yang memakai jaket ASIA Paragames.
Aku tukar kartu commuter di mesin dan keluar uang 10.000.
Sampai  di rumah aku dibelikan pecel ayam sama Mama, terus aku tidur.















Comments